Inovasi Mahasiswa Unair Kembangkan Teknik Atomisasi untuk Sediaan Antiseptik dan Analgesik dari Rumput Teki
Perkembangan di dunia farmasi memang tidak ada habisnya. Tak hanya be pengembangan obat dengan bahan sintetis, tapi juga pengembangan sediaan bahan alam. Sediaan bahan alam tak hanya bisa memberikan efek terapi yang mumpuni, tapi juga memiliki efek samping yang jauh lebih rendah.
Salah satu kelompok PKM-P dari Universitas Airlangga mencoba memanfaatkan bahan alam sebagai spray antiseptik. Beranggotakan Intan Purnama, Alexander, dan Suciati Fitri, tim dari Fakultas Farmasi ini memilih rimpang rumput teki sebagai bahan utamanya. Rimpang rumput teki mengandung senyawa flavonoid dan minyak atsiri yang dapat memiliki efek analgesik (anti nyeri) dan antiseptik terhadap luka sayatan dan luka gores.
Pembuatan spray dilakukan dengan sistem atomisasi. Atomisasi bertujuan untuk memecah zat cair menjadi droplet (butiran semprot). Proses pembuatan sediaan spray dimulai dari penghalusan umbi rumput teki, proses maserasi, ekstraksi, dan formulasi sediaan spray.
Sediaan spray rumput teki yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan sediaan antiseptik povidone iodine dan air. Hal ini bertujuan untuk mengetahui efek yang dihasilkan dan untuk menentukan konsentrasi terbaik dari ekstrak rumput teki. Sediaan kemudian akan diujikan pada mencit selama beberapa hari. “Kami memilih sediaan dalam bentuk spray agar lebih mudah digunakan, mudah dibawa, dan bisa lebih efektif. Penggunaannya juga bisa tepat sasaran di bagian yang luka.” Tutur Intan.
Menurut Intan, spray ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan produk sejenis yang beredar di pasaran. Karena dibuat dari bahan alami, spray ini memiliki efek samping yang jauh lebih rendah. Selain itu, penggunaan bahan alami juga dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya alergi saat penggunaan. “Dengan penggunaan rumput teki sebagai bahan utama spray antiseptik ini, kami juga ingin memanfaatkan kekayaan flora Indonesia yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.” Jelas Intan. “Selama ini bahan baku untuk obat antiseptik masih didapatkan dengan cara import, kami ingin memberi alternatif.